PENGUATAN INTEGRITAS DAN KUALITAS: KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANJARMASIN GELAR PEMBINAAN DI PENGADILAN AGAMA BARABAI

Pada hari Kamis tanggal 25 September 2025, Pengadilan Agama Barabai mendapat kunjungan istimewa dari Ketua Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin, YM. Drs. H. Tarsi, S.H., M.H.I. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan pembinaan bagi seluruh pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Barabai, serta tamu undangan yakni Ketua Pengadilan Agama se-banua enam sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas dan integritas layanan peradilan.

Dalam sesi pembinaan, YM. Drs. H. Tarsi, S.H., M.H.I. mengawali dengan pembahasan mengenai karir pegawai dan proses mutasi. Beliau menjelaskan kebijakan-kebijakan strategis yang telah diusahakan untuk mewujudkan pemerataan kualitas pengadilan di seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap pengadilan memiliki standar kinerja yang setara, sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak memiliki perbedaan signifikan.

Selanjutnya, YM. Drs. H. Tarsi, S.H., M.H.I. menekankan pentingnya pedoman perilaku bagi hakim dan Aparatur Sipil Negara. Beliau secara khusus menyoroti tiga poin kunci: jujur, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab. Menurut beliau, sikap-sikap ini bukan sekadar kewajiban, melainkan pondasi moral yang akan membawa kebaikan bagi diri pribadi dan institusi. Beliau mengingatkan bahwa kejujuran adalah modal utama dalam setiap aspek kehidupan, terutama dalam menjalankan tugas mulia sebagai penegak hukum. Ketidakjujuran, sekecil apa pun, akan menimbulkan masalah di kemudian hari dan merusak kepercayaan publik. Oleh karena itu, integritas harus menjadi kompas dalam setiap tindakan.

Pada akhir pembinaannya, YM. Drs. H. Tarsi, S.H., M.H.I. kembali mengingatkan seluruh pegawai untuk menjaga diri dari perbuatan tercela, khususnya menerima gratifikasi. Pesan ini sangat relevan dalam upaya menjaga independensi dan objektivitas peradilan. Beliau menggarisbawahi bahwa setiap bentuk penerimaan yang tidak sah dapat dikategorikan sebagai tindakan korupsi yang akan mencoreng nama baik pribadi, keluarga, dan institusi.